10 Ribu Rupiah

Budiman tidak menyangka ia akan mendengar respon yang begitu mengharukan. Budiman mengira bahwa pengemis tadi hanya akan berucap terima kasih saja. Namun, apa yang diucapkan oleh wanita pengemis tadi sungguh membuat Budiman terpukau dan membisu. Apalagi tatkala sekali lagi ia dengar wanita itu berkata kepada putri kecilnya, "Dik, Alhamdulillah akhirnya kita bisa makan juga....!" Deggg...!!! Hati Budiman tergedor dengan begitu kencang. Rupanya wanita tadi sungguh berharap tambahan sedekah agar ia dan putrinya bisa makan. Sejurus kemudian mata Budiman membuntuti kepergian mereka berdua yang berlari menyeberang jalan, lalu masuk ke sebuah warung tegal untuk makan di sana. Budiman masih terdiam dan terpana di tempat itu. Hingga istri dan putrinya kembali lagi dan keduanya menyapa Budiman. Mata Budiman kini mulai berkaca-kaca dan istrinya pun mengetahui itu. "Ada apa Pak?" Istrinya bertanya. Dengan suara yang agak berat dan terbata Budiman menjelaskan: "Aku baru saja menambahkan sedekah kepada wanita tadi sebanyak 10 ribu rupiah!" Awalnya istri Budiman hampir tidak setuju tatkala Budiman mengatakan bahwa ia memberi tambahan sedekah kepada wanita pengemis. Namun Budiman kemudian melanjutkan kalimatnya: "Bu..., aku memberi sedekah kepadanya sebanyak itu. Saat menerimanya, ia berucap hamdalah berkali-kali seraya bersyukur kepada Allah. Tidak itu saja, ia mendoakan aku, mendoakan dirimu, anak-anak dan keluarga kita. Panjaaaang sekali ia berdoa! Dia hanya menerima karunia dari Allah Swt sebesar 10 ribu saja sudah sedemikian hebatnya bersyukur. Padahal aku sebelumnya melihat di ATM saat aku mengecek saldo dan ternyata di sana ada jumlah yang mungkin ratusan bahkan ribuan kali lipat dari 10 ribu rupiah. Saat melihat saldo itu, aku hanya mengangguk-angguk dan tersenyum. Aku terlupa bersyukur, dan aku lupa berucap hamdalah. Bu..., aku malu kepada Allah! Dia terima hanya 10 ribu begitu bersyukurnya dia kepada Allah dan berterimakasih kepadaku. Kalau memang demikian, siapakah yang pantas masuk ke dalam surga Allah, apakah dia yang menerima 10 ribu dengan syukur yang luar biasa, ataukah aku yang menerima jumlah lebih banyak dari itu namun sedikitpun aku tak berucap hamdalah." Budiman mengakhiri kalimatnya dengan suara yang terbata-bata dan beberapa bulir air mata yang menetes. Istrinya pun menjadi lemas setelah menyadari betapa selama ini kurang bersyukur sebagai hamba. Ya Allah, ampunilah kami para hamba-Mu yang kerap lalai atas segala nikmat-Mu
READ MORE - 10 Ribu Rupiah
- READ MORE - 10 Ribu Rupiah
READ MORE - 10 Ribu Rupiah

KEBENARAN YANG TAK TERLIHAT


Pada umumnya manusia suka utk dipuji, diberi sambutan tepuk tangan, tepukan dipundak dan sejenisnya…. Hal tersebut didapatkannya karena yang bersangkutan mungkin melakukan hal yg benar dan dilihat oleh banyak orang… (beberapa diantaranya mmg ada yg sengaja melakukan kebenaran atau kebaikan utk dilihat orang alias pamer)
Namun ada jenis kebenaran lain yang mungkin jarang atau tidak banyak orang yang melakukan hal ini, yaitu KEBENARAN YANG TAK TERLIHAT.
Resikonya, kebenaran jenis ini hampir bisa dipastikan tidak dilihat orang, tidak akan ada riuhnya tepuk tangan buat anda, tidak ada tepukan dipundak anda sambil berkata “kamu hebat bro…!!” atau “good job..!!”
Karena kebenaran yang anda sedang lakukan adalah jenis KEBENARAN YG TIDAK TERLIHAT….
Contoh :
Ketika anda melaksanakan sebuah pekerjaan yang telah menjadi tanggung jawab Anda sepenuhnya (karena anda sudah menikmati hasil jerih payah tersebut) diluar dari jam kerja anda, maka bisa jadi Anda telah melakukan kebenaran yang tak terlihat. Karena saya yakin, bahwa Anda telah melakukan pekerjaan anda tersebut dengan keikhlasan hati tanpa harus diawasi atau diketahui oleh orang lain disekitar anda.
Namun apabila ternyata, Anda tidak mendapatkan tepukan dipundak, atau sebuah sanjungan dari teman atau sahabat bahkan atasan Anda, hal itu biasanya bukanlah sesuatu hal yang penting bagi Anda. Karena saya yakin Anda telah mendapatkan sebuah kepuasan batin yang tidak dimiliki oleh orang lain seperti Anda. Dan sayapun yakin bahwa Anda telah mendapatkan sebuah imbalan pahala dari Yang Maha Kuasa karena ketekunan, dan keikhlasan Anda dalam bekerja.

Balikpapan, 05 Juli 2011
Salam
Reza
READ MORE - KEBENARAN YANG TAK TERLIHAT
- READ MORE - KEBENARAN YANG TAK TERLIHAT
READ MORE - KEBENARAN YANG TAK TERLIHAT

SEMUA ITU ADA MASANYA


Kehidupan adalah sebuah anugerah besar yang diberikan Allah SWT kepada kita, yang hanya datang satu kali sepanjang masa. Maksudnya kita hanya dapat merasakan kehidupan di dunia ini hanya satu kali. Oleh karena itu , walaupun saat ini anda sedang merasa sedih atau senang, sehat atau sakit , kaya atau pun miskin, itu semua hanya sementara . Karena , kita semua akan kembali kepada-Nya. Dan kehidupan sebenarnya baru akan di mulai. Dalam tulisan saya ini, saya ingin bercerita sesuatu.
Ketika suatu pagi saat saya sedang dalam perjalanan menuju tempat kerja saya. Saya melihat sesuatu yang menarik pandangan saya, yaitu Pohon belimbing yang memiliki batang yang besar dan menancap kokoh ke dalam tanah serta memiliki buah yang banyak. Saat itu juga, terlintas dalam pikiran saya, bahwa kehidupan itu tak jauh berbeda dengan pertumbuhan pohon belimbing. Mengapa demikian ??
Sebuah pertanyaan dari anda kepada saya .
Saya mengibaratkan buah pohon belimbing itu adalah kita . Saya akan memberikan satu pilihan kepada anda. Anda lebih senang melihat buah yang kecil berwarna hijau ( belum matang ) atau buah yang besar dan berwarna kuning ( matang ) ? Saya yakin, kita akan menjatuhkan pilihan yang kedua, yaitu buah yang besar dan berwarna kuning. Karena buah tersebut akan sangat nikmat bila dimakan, buah tersebut akan terasa manis dan segar karena memiliki kandungan air yang banyak. Apalagi dimakan pada saat siang hari yang terik. Hhhhmmmm…pasti anda sudah membayangkan rasanya.
Semua orang yang menyukai buah belimbing pasti akan berkorban untuk memanjati pohon tersebut untuk mendapatkan buah yang besar dan berwarna kuning itu. Karena mereka ingin merasakan nikmatnya buah belimbing itu. Padahal mereka sebenarnya dapat mengambil buah yang kecil dan berwarna hijau tanpa harus repot-repot memanjat namun mereka tak mengambilnya. Tetapi buah yang besar dan berwarna kuning itu berada di ujung dahan yang sangat tinggi sekali, sehingga mereka memutuskan untuk membatalkan niatnya mengambil buah tersebut. Hari berganti minggu, minggu berganti bulan, lama kelamaan buah yang nikmat itu akhirnya membusuk dan terjatuh dari pohonnya. Bentuknya sangat tidak menarik, membayangkannya saja sudah menjijikan, apalagi harus memakannya ? Buah yang nikmat kini tidak ada hargannya lagi, orang yang lalu lalang melewati pohon belimbing itu tidak satu pun menghiraukannya, ada pula yang malah menginjak – injak buah tersebut.
Begitulah kehidupan.
Saat kita muda, memiliki wajah yang tampan dan cantik, memiliki uang yang banyak, dan memiliki banyak teman yang menyukai kita. Seolah-olah semua itu akan kekal kita miliki, padahal semua itu butuh waktu yang tak lama untuk mengubah segala yang kita miliki menjadi sebaliknya. Masa muda kita akan berganti dengan tua, wajah rupawan kita akan berganti dengan garis-garis kerutan, uang yang banyak tak dapat lagi dinikmati, dan teman-teman pun sudah tak memperdulikan kita lagi. Oleh karena itu, seharusnya bukan kesombongan yang terus menghiasi kehidupan kita sehari – hari, mengapa ? Karena semua itu ada masanya !!
Kesombongan adalah penyakit hati yang seharusnya kita jauhi. Mengapa ? Karena Allah SWT yang menciptakan kita pun membenci itu. Allah SWT lah yang pantas sombong, karena Allah SWT yang memiliki segalanya. Semua yang kita miliki saat ini hanyalah titipan-Nya. Kita tak akan membawa harta, jabatan atau keluarga kita saat kita mati !! Melainkan amal baik dan buruk yang kita lakukan di dunia ini. Dan amal baik, adalah amal yang dilakukan dengan keihklasan hati dan bukan sarana untuk dipertontonkan kepada orang lain untuk mendapatkan sebuah pujian. Jadi untuk apa anda merasa sombong ? Ingatlah semua itu ada masanya !!
READ MORE - SEMUA ITU ADA MASANYA
- READ MORE - SEMUA ITU ADA MASANYA
READ MORE - SEMUA ITU ADA MASANYA

"Tulisan diatas Sajadah "


Anda tahu hidup di kota besar terkadang ada bagian diri yang merasa di abaikan, Anda bisa merasakan ada kekeringan yang susah untuk didefenisikan namun sesaat kadang rasa itu meletup keluar dan kita merasakan ketidaknyamanan dalam hidup.
Kalau Anda tidak merasa, mungkin ini hanya symptom kota besar yang hanya saya saja merasakannya. Saya menamakan itu "kekeringan Ruhiyah" sebuah keadaan yang timbul karena 99 % dari hati dan fikiran kita hanya tertuju kepada pemujaan terhadap benda dan harta. Kondisi yang timbul apabila nilai Illahiah sudah menjauh dan dia memanggil manggil dari dalam diri untuk di kembalikan.
Anda tahu…sebetulnya manusia dilahirkan adalah suci, dan setiap dari kita adalah insan yang mulia, makhluk terbaik ciptaannya. Anda pasti meng-iya-kan apabila ternyata manusia tidak selama nya baik, namun sejatinya seorang manusia tidaklah demikian. Dia menjadi jahat karena banyak faktor dan latar belakang yang menyebabkan dia berubah menjadi sedemikian, salah satu faktor terbesarnya adalah lingkungan.
Karena faktor terbesar dalam merubah pribadi dari seorang anak manusia adalah lingkungan, dan kota besar adalah lingkungan tempat saya hidup saat ini, maka saya tidak ingin pikiran dan isi otak saya menjadi berubah tidak benar hanya gara-gara saya tinggal dikota besar.
Dalam tulisan ini saya tidak sedang mencari pembenaran diri dari sebuah analisa awam bahwa lingkungan di kota besar dapat merubah isi otak seorang manusia, hanya saya mencoba berpikir dan merenungkan bahwa ternyata dari apa yang saya alami, kesibukan dan semua rutinitas di kota besar sangat berperan sekali menjauhkan manusia dari diri nya sendiri dan menjauhkan dirinya dari Pencipta nya.
Memang benar, yang jahat tetap akan jahat dimanapun dia tinggal, pencuri mungkin saja ada di dalam pesantren, namun orang berhati mulia mungkin juga saat ini sedang terpuruk didalam penjara, namun sekali lagi dari apa yang saat ini di alami, kesimpulannya didapat adalah lingkungan dapat merubah pribadi dari yang baik menjadi jahat atau sebaliknya.
Keterasingan diri saya dari diri saya sendiri dan Tuhan kadang tanpa saya sadari, lalu pemberontakkan pemberontakan kecil akan aturan Tuhan saya fikirkan dan kemudian di lakukan, sebagai seorang Muslim Tuhan akan memaklumi saya untuk tidak shalat Isya karena saya sudah capek bekerja seharian dan baru pulang setelah larut malam, demikian salah satu contohnya.
Pemberontakkan yang kemudian menjadi rutinitas adalah habit saya untuk susah bangun pagi lalu subuh saya terlewatkan. Itu pemberontakkan saya yang lainnya, dan akan banyak lagi kalau tidak saya segera hentikan.
Pemberontakkan pemberontakan itu takutnya menjadi sebuah pembenaran atas sebuah kesalahan, dan lebih menakutkan lagi menjadis ebuah awal dari pemberontakkan yang lebih besar, Naudzubillah.


Padahal kalau di pikir, apa hak saya sampai berani-berani nya memberontak kepada Dzat yang sesungguhnya tidak butuh dengan semua shalat saya itu, bukankah kewajiban shalat itu sesungguhnya adalah hak saya untuk berdialog dengan Pencipta, Sesuatu yang menciptakann saya, sebuah hak yang istimewa namun saya abaikan malah berangapan itu adalah sebuah beban.
Manusia apabila dilihat dari langit ketika di atas pesawat sangat tidak ada apa apanya, bahkan dia seperti amuba yang melat lata di atas permukaan luas bumi, benar kata Sang pencipta, manusia hanya bagai debu yang diterbangkan. Sangat tidak punya daya upaya, karena ketika kata "Kun" di ucapkan maka "Fayakun" akan terjadilah apa yang terjadi dan menjadi takdirnya. Hidup dan mati manusia bisa terjadi sekejap ibarat membalikkan telapak tangan saja.
Saya merasa sangat sombong saat ini, ketika menyadari telah melakukan pemberontakan pemberontakkan tidak penting itu setiap hari. Sombong karena ada rasa di hati bahwa Tuhanlah yang butuh akan tunggang tungging saya dalam shalat bukan diri saya, yang Maha Kuasa tidak lah membutuhkannya. Sekali lagi , sesungguhnya saya adalah manusia yang membutuhkannya.
Sangat tidak pantas untuk di tiru dan sangat sangat sebuah produk dari keadaan diri yang tumbuh di dalam masyarakat hedon metropolitan. Sebaik baiknya manusia adalah yang bisa tumbuh berkembang di dalam kolam apapun namun tidak mengikuti arus deras menuju kesesatan di sekitarnya namun tetap mempunyai prinsip diri dalam menjalani hidup sebagai pribadi yang utuh, sebagai dirinya sendiri, makhluk Tuhan yang sudah sepantasnya hidup untuk menghamba kepada sang penciptanya.
Ini adalah kontemplasi untuk diri saya, namun semoga bisa bermakna bagi semua.

"Tulisan diatas Sajadah "
Palmerah Minggu 14 Juni 2009 antara Maghrib dan Isya
READ MORE - "Tulisan diatas Sajadah "
- READ MORE - "Tulisan diatas Sajadah "
READ MORE - "Tulisan diatas Sajadah "

Kesedihan Di sebuah Traffic Light


Dari kejauhan, lampu lalu-lintas di perempatan itu masih menyala hijau. Anto
segera menekan pedal gas kendaraannya. Ia tak mau terlambat. Apalagi ia tahu
perempatan di situ cukup padat sehingga lampu merah biasanya menyala cukup
lama. Kebetulan jalan di depannya agak lenggang. Lampu berganti kuning. Hati
Anto berdebar berharap semoga ia bisa melewatinya segera. Tiga meter
menjelang garis jalan, lampu merah menyala. Anto bimbang, haruskah ia
berhenti atau terus saja. “Ah, aku tak punya kesempatan untuk menginjak rem
mendadak,” pikirnya sambil terus melaju.

Prit! Di seberang jalan seorang polisi melambaikan tangan memintanya
berhenti. Anto menepikan kendaraan agak menjauh sambil mengumpat dalam hati.
Dari kaca spion ia melihat siapa polisi itu. Wajahnya tak terlalu asing.
Hey, itu khan Surya, teman mainnya semasa SMA dulu. Hati Anto agak lega. Ia
melompat keluar sambil membuka kedua lengannya.

“Hai, Sur. Senang sekali ketemu kamu lagi!”

“Hai, To.” Tanpa senyum.

“Duh, sepertinya saya kena tilang nih? Saya memang agak buru-buru. Istri
saya sedang menunggu di rumah.”

“Oh ya?” Tampaknya Surya agak ragu.

Nah, bagus kalau begitu. “Sur, hari ini istriku ulang tahun. Ia dan
anak-anak sudah menyiapkan segala sesuatunya. Tentu aku tidak boleh
terlambat, dong.”

“Saya mengerti. Tapi, sebenarnya kami sering memperhatikanmu melintasi lampu
merah di persimpangan ini.”

O-o, sepertinya tidak sesuai dengan harapan. Anto harus ganti strategi.
“Jadi, kamu hendak menilangku? Sungguh, tadi aku tidak melewati lampu merah.
Sewaktu aku lewat lampu kuning masih menyala.” Aha, terkadang berdusta
sedikit bisa memperlancar keadaan.

“Ayo dong To. Kami melihatnya dengan jelas. Tolong keluarkan SIMmu.”

Dengan ketus Anto menyerahkan SIM lalu masuk ke dalam kendaraan dan menutup
kaca jendelanya. Sementara Surya menulis sesuatu di buku tilangnya. Beberapa
saat kemudian Surya mengetuk kaca jendela. Anto memandangi wajah Surya dengan
penuh kecewa. Dibukanya kaca jendela itu sedikit. Ah, lima centi sudah cukup
untuk memasukkan surat tilang. Tanpa berkata-kata Surya kembali ke posnya.

Anto mengambil surat tilang yang diselipkan Surya di sela-sela kaca jendela.
Tapi, hei apa ini. Ternyata SIMnya dikembalikan bersama sebuah nota. Kenapa
ia tidak menilangku. Lalu nota ini apa? Semacam guyonan atau apa? Buru-buru
Anto membuka dan membaca nota yang berisi tulisan tangan Surya.

“Halo Anto,
Tahukah kamu Nto, aku dulu mempunyai seorang anak perempuan. Sayang, Ia
sudah meninggal tertabrak pengemudi yang ngebut menerobos lampu merah.
Pengemudi itu dihukum penjara selama 3 bulan. Begitu bebas ia bisa bertemu
dan memeluk ketiga anaknya lagi. Sedangkan anak kami satu-satunya sudah
tiada. Kami masih terus berusaha dan berharap agar Tuhan berkenan
mengkaruniai seorang anak agar dapat kami peluk.
Ribuan kali kami mencoba memaafkan pengemudi itu. Betapa sulitnya. Begitu
juga kali ini. Maafkan aku Nto. Doakan agar permohonan kami terkabulkan.
Berhati-hatilah.
Surya”

Anto terhenyak. Ia segera keluar dari kendaraan mencari Surya. Namun, Surya
sudah meninggalkan pos jaganya entah kemana. Sepanjang jalan pulang ia
mengemudi perlahan dengan hati tak tentu sambil berharap kesalahannya
dimaafkan.

***

Tak selamanya pengertian kita harus sama dengan pengertian orang lain. Bisa
jadi suka kita tak lebih dari duka rekan kita. Hidup ini sangat berharga,
jalanilah dengan penuh hati-hati.

- Untuk kita renungkan -

Regards for all
READ MORE - Kesedihan Di sebuah Traffic Light
- READ MORE - Kesedihan Di sebuah Traffic Light
READ MORE - Kesedihan Di sebuah Traffic Light

Gratis Sepanjang Masa


Suatu sore, seorang anak menghampiri ibunya di dapur. Ia menyerahkan selembar kertas yang telah ditulisinya. Setelah sang ibu mengeringkan tangannya dengan celemek. Ia pun membaca tulisan itu dan inilah isinya:
Untuk memotong rumput Rp. 5000
Untuk membersihkan kamar tidur minggu ini Rp. 5000
Untuk pergi ke toko disuruh ibu Rp. 3000
Untuk menjaga adik waktu ibu belanja Rp. 5000
Untuk membuang sampah Rp. 1000
Untuk nilai yang bagus Rp. 3000
Untuk membersihkan dan menyapu halaman Rp. 3000
Jadi jumlah utang ibu adalah Rp. 25000
Sang ibu memandangi anaknya dengan penuh harap. Berbagai kenangan terlintas dalam benak sang ibu. Lalu ia mengambil pulpen, membalikkan kertasnya. Dan inilah yang ia tuliskan:

Untuk sembilan bulan ibu mengandung kamu, gratis
Untuk semua malam ibu menemani kamu, gratis
Untuk membawamu ke dokter dan mengobati saat kamu sakit, serta mendoakan kamu, gratis
Untuk semua saat susah dan air mata dalam mengurus kamu, gratis
Kalau dijumlahkan semua, harga cinta ibu adalah gratis
Untuk semua mainan, makanan, dan baju, gratis
Anakku… dan kalau kamu menjumlahkan semuanya,
Akan kau dapati bahwa harga cinta ibu adalah GRATIS
Seusai membaca apa yang ditulis ibunya, sang anak pun berlinang air mata dan menatap wajah ibunya, dan berkata: “Bu, aku sayang sekali sama ibu” ia kemudian mendekap ibunya. Sang ibu tersenyum sambil mencium rambut buah hatinya.”Ibupun sayang kamu nak” kata sang ibu.
Kemudian sang anak mengambil pulpen dan menulis sebuah kata dengan huruf-huruf besar sambil diperhatikan sang ibu: “LUNAS !!”

***

Seberapapun jasa yang telah kita berikan kepada ibu, seberapapun uang yang kita dapatkan dan kita berikan kepada ibu, atau seberapapun liter keringat kerja yang kita kumpulkan untuk ibu, tidak akan dapat mengganti kasih sayang seorang ibu.Kasih ibu sepanjang masa. Dapatkah kita menukar kasih sayang ibu itu dengan materi? Menukar dengan bilangan angka ? Atau menukar dengan rangkaian kata "terima kasih" sepanjang Palembang – Roma ? Tidak !! Sama sekali tidak bisa. Oleh karenanya, Berbuat baiklah kepada Ibu kita, sayangilah dia, cintailah dia, dan doakanlah dia….
Mungkin Anda adalah seorang anak yang beruntung karena masih diberi kesempatan untuk mencium tangannya, mencium pipinya, memijit kakinya, membuatkan minuman untuknya dan menunjukkan sayang Anda kepadanya. Tapi tidak semua orang seberuntung Anda. Semoga Anda termasuk orang-orang yang bebakti kepada orang tua.....
Amin..

Regards...
Riza -
READ MORE - Gratis Sepanjang Masa
- READ MORE - Gratis Sepanjang Masa
READ MORE - Gratis Sepanjang Masa

Cerita Menyentuh Dari Balikpapan


Istriku berkata kepada aku yang sedang baca koran. Berapa lama lagi kamu baca koran itu? Tolong kamu ke sini dan bantu anak perempuanmu tersayang untuk makan. Aku taruh koran dan melihat anak perempuanku satu2nya, namanya Sindu tampak ketakutan, air matanya banjir di depannya ada semangkuk nasi berisi bubur ayam. Sindu anak yang manis dan termasuk pintar dalam usianya yang baru 8 tahun. Dia sangat tidak suka makan bubur ayam ini.
Aku mengambil mangkok dan berkata Sindu sayang, demi ayah, maukah kamu makan beberapa sendok bubur ayam ini? Kalau tidak, nanti ibumu akan teriak2 sama ayah.
Aku bisa merasakan istriku cemberut di belakang punggungku. Tangis Sindu mereda dan ia menghapus air mata dengan tangannya, dan berkata “boleh ayah akan saya makan bubur ayam ini tidak hanya beberapa sendok tapi semuanya akan saya habiskan, tapi saya akan minta” agak ragu-ragu sejenak “akan minta sesuatu sama ayah bila habis semua buburnya. Apakah ayah mau berjanji memenuhi permintaan saya?”
Aku menjawab “oh pasti, sayang.”
Sindu tanya sekali lagi, “betul nih ayah ?”
“Yah pasti sambil menggenggam tangan anakku yang kemerah mudaan dan lembut sebagai tanda setuju.”
Sindu juga mendesak ibunya untuk janji hal yang sama, istriku menepuk tangan Sindu yang merengek sambil berkata tanpa emosi, janji kata istriku. Aku sedikit khawatir dan berkata: “Sindu jangan minta komputer atau barang-barang lain yang mahal yah, karena ayah saat ini tidak punya uang.”
Sindu menjawab : jangan khawatir, Sindu tidak minta barang-barang mahal kok. Kemudian Sindu dengan perlahan-lahan dan kelihatannya sangat menderita, dia bertekad menghabiskan semua bubur ayam itu. Dalam hatiku aku marah sama istri dan ibuku yang memaksa Sindu untuk makan sesuatu yang tidak disukainya.
Setelah Sindu melewati penderitaannya, dia mendekatiku dengan mata penuh harap, dan semua perhatian (aku, istriku dan juga ibuku) tertuju kepadanya. Ternyata Sindu mau kepalanya digundulin/dibotakin pada hari Minggu. Istriku spontan berkata permintaan gila, anak perempuan dibotakin, tidak mungkin. Juga ibuku menggerutu jangan terjadi dalam keluarga kita, dia terlalu banyak nonton TV dan karena program-program TV itu sudah merusak kebudayaan kita.
Aku coba membujuk: Sindu kenapa kamu tidak minta hal yang lain kami semua akan sedih melihatmu botak. Tapi Sindu tetap dengan pilihannya, tidak ada yah, tak ada keinginan lain, kata Sindu. Aku coba memohon kepada Sindu : tolonglah kenapa kamu tidak mencoba untuk mengerti perasaan kami.
Sindu dengan menangis berkata : ayah sudah melihat bagaimana menderitanya saya menghabiskan nasi susu asam itu dan ayah sudah berjanji untuk memenuhi permintaan saya. Kenapa ayah sekarang mau menjilat ludah sendiri? Bukankah Ayah sudah mengajarkan pelajaran moral, bahwa kita harus memenuhi janji kita terhadap seseorang apapun yang terjadi seperti Raja Harishchandra (raja India jaman dahulu kala) untuk memenuhi janjinya rela memberikan tahta, harta dan kekuasaannya, bahkan nyawa anaknya sendiri.
Sekarang aku memutuskan untuk memenuhi permintaan anakku : janji kita harus ditepati. Secara serentak istri dan ibuku berkata : apakah aku sudah gila? Tidak, jawabku, kalau kita menjilat ludah sendiri, dia tidak akan pernah belajar bagaimana menghargai dirinya sendiri. Sindu, permintaanmu akan kami penuhi. Dengan kepala botak, wajah Sindu nampak bundar dan matanya besar dan bagus.
Hari Senin, aku mengantarnya ke sekolah, sekilas aku melihat Sindu botak berjalan ke kelasnya dan melambaikan tangan kepadaku. Sambil tersenyum aku membalas lambaian tangannya.
Tiba2 seorang anak laki-laki keluar dari mobil sambil berteriak : Sindu tolong tunggu saya. Yang mengejutkanku ternyata, kepala anak laki-laki itu botak.
Aku berpikir mungkin”botak” model jaman sekarang. Tanpa memperkenalkan dirinya seorang wanita keluar dari mobil dan berkata: “anak anda, Sindu benar-benar hebat. Anak laki-laki yang jalan bersama-sama dia sekarang itu namanya Harish. Dia adalah anak saya. Dia menderita kanker leukemia.” Wanita itu berhenti sejenak, menangis tersedu-sedu. “Bulan lalu Harish tidak masuk sekolah, karena pengobatan chemo therapy kepalanya menjadi botak. Jadi dia tidak mau pergi ke sekolah karena takut diejek/dihina oleh teman-teman sekelasnya. Nah Minggu lalu Sindu datang ke rumah dan berjanji kepada anak saya untuk mengatasi ejekan yang mungkin terjadi. Hanya saya benar-benar tidak menyangka kalau Sindu mau mengorbankan rambutnya yang indah untuk anakku Harish. Anda dan istri anda sungguh diberkati Tuhan karena mempunyai anak perempuan yang berhati mulia.”
Aku berdiri terpaku dan aku menangis, malaikat kecilku, tolong ajarkanku tentang kasih.


Dari : Salah seorang sahabat yang tidak ingin disebutkan nama dan alamatnya
READ MORE - Cerita Menyentuh Dari Balikpapan
- READ MORE - Cerita Menyentuh Dari Balikpapan
READ MORE - Cerita Menyentuh Dari Balikpapan

Catatan Tentang Filosofi Hidup


Roda kehidupan berputar, dan setiap hari kita bertambah kaya dengan pengalaman hidup. Saya ingin sekedar berbagi sedikit filosofi kehidupan yang menarik untuk diketahui dan mungkin akan berharga juga bagi anda:

- Jangan pernah menyerah hari ini karena kita tak tahu apa yang akan terjadi esok.

- Jadilah orang yang pertama dalam segala hal, karena orang tidak akan mengingat yang kedua dan seterusnya.

- Putarlah roda hidupmu dan jangan pernah berhenti, karena pada saat rodamu berputar belum tentu roda hidup orang lain ikut berputar, dan pada saat roda hidupmu berhenti belum tentu roda hidup orang lain pun ikut berhenti.

- Pada saat hidupmu berjalan jangan terlalu sering menatap ke belakang, sebab saat kamu melihat ke belakang, kamu tidak akan tahu dan tidak akan siap pada apa yang akan menghadang kamu di depan nanti.

- Hidup ini dimulai bukan saat semua dimulai, tetapi hidup ini dimulai ketika kita mengira semuanya berakhir. Itulah awal hidup yang sesungguhnya.

- Di dalam kehidupan, impian mungkin dan pasti bisa jadi kenyataan, tetapi kenyataan tidak mungkin kembali jadi impian. Oleh karena itu sebelum kamu mempunyai impian, pikirkanlah apakah impian itu layak jadi kenyataan dalam hidupmu? Sebelum kamu menyesali semuanya, saat impian itu sudah jadi kenyataan dan tidak mungkin kembali lagi menjadi sebuah impian.

Pada akhirnya segala yang kita lakukan mintalah persetujan dari yang Mahakuasa, karena hanya Tuhan yang dapat menuntun kita sampai pada kehidupan kita yang sudah Ia tetapkan dan rencanakan. Amin.

Salam saya,

Riza
READ MORE - Catatan Tentang Filosofi Hidup
- READ MORE - Catatan Tentang Filosofi Hidup
READ MORE - Catatan Tentang Filosofi Hidup

SEANDAINYA UMUR INI TINGGAL SATU HARI


“Hiasilah mahkota dikepalamu, kepanglah rambutmu,karena engkau tak akan tahu Allah akan mengutus seorang malaikat kepadamu,tak banyak yang dapat engkau lakukan pada hari itu,meskipun ada banyak hal yang harus dikerjakan,engkau hanya bisa terbaring diam dengan tatapan kosong”
Diawali tulisan ini dengan ucapan Bimsillahirahmannirrahim, Maha suci Allah yang telah memberikan nikmat hidup dalam diri tiap hambanya termasuk saya,. Insya Allah, bulan depan saya akan memperingati hari kelahiran saya. Kalau mengingat hari kelahiran, otomatis saya akan mengingat akan kematian, kalau saya ingat tanggal kelahiran saya, apa mungkin saya juga akan tahu kapan tanggal kematian saya? Walau semua itu sudah ada jawaban dan catatannya di tangan sang pencabut nyawa. Mengingat kematian adalah hal positif apalagi kalau kita takut akan datangnya kematain dan takut kepada Allah sesungguhnya hati yang tidak takut kepada Allah bukanlah sebenar-benar hati. Orang yang hidup tapi tidak mengharapkan janji Allah adalah orang yang mati sebagimana dalam firman Allah dalam surat Al_An’am 122 yang artinya “Dan apakah orang yang sudah mati kemudian dia Kami hidupkan dan Kami berikan kepadanya cahaya yang terang, yang dengan cahaya itu dia dapat berjalan di tengah-tengah masyarakat manusia, serupa dengan orang yang keadaannya berada dalam gelap gulita yang sekali-kali tidak dapat keluar dari padanya? Demikianlah Kami jadikan orang yang kafir itu memandang baik apa yang telah mereka kerjakan (Al-An’am 122)”
Tidak satu makhluk pun mengetahui kapan datang ajalnya, manusia bisa saja mengadakan persiapan selama seratus tahun, tapi apa dia tahu kalau tiba-tiba ajalnya menghampiri pada menit berikutnya. Hanya Allah yang tahu kapan sang maut datang.
Kerena hanya Allah lah yang telah mengutus kematian itu kepada para penindas dan orang-orang kuat, memelintir leher-leher mereka mematahkan tulang punggung para raja, memadamkan harapan dan aspirasi para pemilik kekayaan dengan cara mengakhiri hidup mereka. Dan model orang-orang seperti inilah yang merasa enggan kepada kematian walau untuk sesaatpun.
Dan kalau saatnya janji Allah akan kematian itu tiba maka mereka akan terlempar kedalam lubang dan akan jatuh dari istana mereka yang tinggi dan akan masuk ke dalam bumi. Tinggallah semua kemewahan, rumah megah dan kasur empuk juga tiada lagi dan harta-harta, istri, anak dan kerabat semua tinggal tanpa bisa menolong dan mencegah kematian tersebut.
Untuk itu ingatlah hidupmu sebelum matimu dengan tujuan supaya kita membekali diri dengan iman dan taqwa jangan sampai kita di perbudak dengan yang bersifat duniawi karena yang bersifat duniawi sifatnya akan fana dan tidak kekal, dan jangan sampai kita lalai akan hidup ini hanya karena sibuk akan dunia maka lupa akan akhirat andai dalam menit Allah menjeput kita ? Sudahkah kita siap ? dan andai umur kita cuma satu hari ?
Kehidupan abadi tidak pernah berakhir dan berkahnya tidak akan ada habisnya, mengingat ini semua tak perlu dijelaskan kepada orang awam sekalipun, bahwa manusia harus memilih hidup yang kekal. Dan sebaliknya keinginan berlebihan akan sesuatu hanya bersifat sementara dan ini merupakan satu kebodohan. Seharusnya dalam waktu yang pendek ini kita tidak disibukkan dengan hal-hal yang bersifat dunia saja tapi kita luangkan waktu kita yang sedikit untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah. Buang semua keinginan dan rencana-rencana yang tidak ada gunanya untuk kehidupan abadi kita kelak karena harta benda dan hal-hal yang bersifat dunia akan habis, seperti dalam firman Allah surat Al_Munaafiquun ayat 9_11
“Hai orang-orang beriman janganlah hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah, barangsiapa yang berbuat demikian mereka itulah orang-orang yang merugi (9). Dan belanjakanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang kematian kepada salah seorang di antara kamu; lalu ia berkata: "Ya Rabb-ku, mengapa Engkau tidak menangguhkan (kematian)ku sampai waktu yang dekat, yang menyebabkan aku dapat bersedekah dan aku termasuk orang-orang yang saleh?"(10)
Dan Allah sekali-kali tidak akan menangguhkan (kematian) seseorang apabila telah datang waktu kematiannya. Dan Allah Maha Mengenal apa yang kamu kerjakan.(11)”
Allah jelas berfirman, jika dunia ini membuat kita lupa akan apa yang seharusnya kita lakukan sebelum ajal datang maka termasuklah kita orang-orang yang merugi, dan kematian itu tidak bisa di tunggu.
Sebaiknya sama-sama kita berpikir andai kita tahu umur kita tinggal satu hari lagi, sudah pasti tubuh ini akan bergetar hebat, jantung kita akan berdetak dengan kencang, dan keringat dingin pun akan membasahi tubuh kita.
Andai kita mengingat mati maka kita akan mengingat kehidupan masa lalu kita, Apakah kehidupan masa lalu kita dipenuhi dengan amal perbuatan baik atau perbuatan buruk ?
Untuk semua itu kita tidak perlu merasa takut akan datangnya sang maut karena sudah pasti maut itu akan datang. Hendaknya kita berpikir apa yang dapat kita lakukan andai umur kita tinggal satu hari lagi ? Untuk ini berbuat baiklah selagi kita masih diberi nikmat hidup karena tidak ada satu haripun manusia di bumi ini melainkan akan di mintai pertanggung jawabannya di hadapan Allah. Karena pekerjaan yang paling utama dari seorang hamba adalah beribadah kepada Allah, karena Allah satu-satunya penolong bagi sang hamba, maka banyak dari kita yang begitu takut akan datang nya maut karena bekal kita tidak ada, karena selama ini hidup kita tidak pernah merasa takut pada azab Allah, maka mari bersama-sama kita senantiasa takut akan Allah karena dimanapun dan kapanpun Allah selalu bersama kita, Allah telah menyediakan dua surga bagi orang yang takut kepadaNya, janji Allah ini ada dalam Al Quran surat Ar-Rahman 46 yang artinya “Dan bagi orang yang takut akan saat menghadap Tuhannya ada dua syurga”
Andai umur ini tinggal satu hari lagi, dan kita di beritahu bahwa besok kita akan mati? tentu kita akan menangis dan bersedih sebab kita tidak punya bekal yang cukup untuk bertemu dengan Allah dan mempertanggung jawabkan apa yang telah kita lakukan. Maka selagi masih ada umur dan kesempatan cobalah kita sama-sama berpikir untuk berbuat kebaikkan dan meningkatkan ibadah kepada Allah SWT. Para ulama bersepakat bahwa derajat yang paling utama adalah derajat takut kepada Allah dengan ikhlas. Dan orang yang seperti ini akan menghidupkan malamnya dengan qiyamullail. Dan senantiasa menghidupkan malamnya dengan bersujud dan memohon dengan ridha kepada Allah.
Orang yang paling takut kepada Allah adalah Rasulullah SAW, tidak ada manusia yang paling takut kepada Allah selain beliau dan sabda beliau kepada para sahabat ”Sesungguhnya orang yang paling kenal dan paling takut kepada Allah adalah aku “(imam bukhari)
Rasulullah saja takut kepada Allah kenapa kita tidak ?
Tulisan ini saya buat untuk mengajak kita semua merenung bagaimana Allah memberitahukan kalau umur ini tinggal sehari ?
Semoga tulisan ini bermanfaat bagi kita semua terutama bagi saya, karena mengingat kematian dan takut kepada Allah adalah hal yang harus kita lakukan sepanjang kita masih diberi nafas kehidupan.

“Ibumu telah melahirkanmu dan kamu saat itu menangis dan berteriak sementara manusia disekelilingmu tertawa bahagia, maka berbuatlah sesuatu untuk dirimu yang dapat membuatmu tertawa dan membuat mereka menangisi kepergianmu ketika kematian tiba”

Salam saya,

Wasallamu'alaikum Warrohmatullahi Wabarokatuh..
READ MORE - SEANDAINYA UMUR INI TINGGAL SATU HARI
- READ MORE - SEANDAINYA UMUR INI TINGGAL SATU HARI
READ MORE - SEANDAINYA UMUR INI TINGGAL SATU HARI